Kamis, 02 September 2010

Serpih hujan pada daun pandan

Enggan ia bergulir ke pinggir jauh
ke ujung yang melerainya dari surga lain
yang ia temu seusai tergelincir dari surga
diatas,di Arasy paling tinggi Si Maha Wangi

Sebab disini ia rasa pula wangi itu
yang serupa dan sepat membuat matanya
berkecap haru dan sesaat berseru :ya,selalu...
ada pintu yang terbuka setelah yang lain ...
tertutup

Tapi surga senantiasa seperti jurang
atau tangga landai yang lihai menyurai
licin yang gampang membikin berguling
terpilih dan lelehselayaknya lilin...
kepanasan

Ia ingin merasuk lewat pepori itu
merayu ruang di dalamnya,
menyaru dalam cair lain yang memeram getah gaharu
namun tak ada simpuh yang membantunya
mampu menempuh itu

ia tak tahu cara luluh dalam surga
hanyalah jatuh merengkuh tanah,campur di antaranya
menjelma peluh lalu lelap terserap akar
dan luluh di bebatang hingga menjelma
serat yang karat di tulang daun itu,
surga itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar